Belajar Beramal dan Berbagi

Yuk miliki ilmu dengan belajar, kemudian berusaha untuk di amalkan dan sampaikan ke orang lain semampu kita. Semoga kehidupan kita berlimpah kebaikan

  • Home
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Sitemap
  • Pasang Iklan
  • Donasi
Beranda » Tanya Jawab » Tanya Jawab: Hukum Menyambung Rambut dengan Potongan Kain Bagi Wanita

Tanya Jawab: Hukum Menyambung Rambut dengan Potongan Kain Bagi Wanita

 Pertanyaan:


Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,


لَعَنَ اللهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ


“Allah melaknat wanita yang menyambung rambut dan yang minta disambung rambutnya.”


Apakah berhias dengan menyambung rambut dengan potongan kain yang diikat dalam bentuk bunga atau yang semisalnya, yang biasa dilakukan oleh para siswi sekolah, masuk dalam ancaman ini? Apa pula hukum seutas tali dari kain putih yang dikalungkan di leher dan menjulur ke dada?




Jawaban:


Segala puji hanya milik Allah semata. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan untuk Rasul-Nya, serta keluarga dan sahabatnya.


Hadits tersebut diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari, al-Imam Muslim, dan selain keduanya. Maknanya adalah menyambung rambut seorang wanita dengan rambut yang diambil dari selainnya. Jadi, makna mustaushilah adalah wanita yang minta rambutnya disambung, sedangkan washilah adalah wanita yang menyambungkannya.


Ulama yang menghukumi bahwa perbuatan tersebut terlarang adalah karena rambut tersebut hiasan yang palsu, yang kadang-kadang digunakan untuk menipu dalam pernikahan dan sebagainya. Disebutkan dalam hadits Mu’awiyah a yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari bahwa Nabi ` menyebutnya sebagai kedustaan. Apabila makna hadits dan hikmah dari larangan tersebut telah dipahami, dapatlah dimengerti bahwa perbuatan yang dilakukan oleh para siswi tersebut, yaitu mengikatkan potongan kain berbentuk bunga pada ujung setiap jalinan rambut, tidak termasuk dalam larangan hadits di atas.


Demikian pula halnya tali yang terbuat dari kain putih yang dikalungkan di leher dan ujungnya menjulur ke dada. Apabila itu bukan ciri khas orang-orang kafir, tidak mengapa. Sebab, hukum asalnya adalah boleh. Namun, perempuan yang memakainya untuk berhias wajib menutupinya dari pandangan lelaki yang bukan mahramnya. Sebab, dia wajib berhijab dari mereka.


Akan tetapi, apabila hal itu adalah ciri khas orang-orang kafir, haram dilakukan karena adanya larangan tasyabbuh (menyerupai) mereka.


Wabillah at-taufiq wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa alihi wa shahbihi wa sallam.


(Fatawa al-Lajnah ad–Da’imah 5/207—208)

Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari Belajar Beramal dan Berbagi. Berlangganan melalui email sekarang juga:

Atau sobat juga bisa follow Belajar Beramal dan Berbagi dengan mengklik tombol di bawah ini:

follow mas sugeng

Artikel keren lainnya:

Blogger Templates
Ditulis oleh KautsarID pada tanggal
Newer Post
Older Post
Home

Kerjasama

  • Ingin Ikut Berpartisipasi
  • Pasang Iklan

Kategori

  • Nasehat (62)
  • Mutiara Salaf (30)
  • Gallery (23)
  • Tanya Jawab (14)
  • Resep (9)
  • Info Sehat (5)

Artikel Populer

  • Salah Satu Sebab Kehinaan Di Masa Tua
  • Harta Kita Yang Sesungguhnya
    Harta Kita Yang Sesungguhnya 
  • Karena Anak Adalah Fotokopi Dirimu
    Sering aku mendengar orangtua ketika menasehati anaknya adalah dengan berteriak. Mengeraskan suara dengan harapan anak mampu takut dan ...
  • Resep Camilan Gurih Pangsit Goreng Teman Di Musim Hujan
    Resep Camilan Gurih Pangsit Goreng Teman Di Musim Hujan Sahabat B3 . Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat Indonesia seba...
  • MUNCULNYA TIKUS DI RUMAH PUN AKIBAT DOSA
    Al-Imam al-Fudhail bin Iyyadh rahimahullah berkata: إني لأعصي الله فأعرف ذلك في خلق حماري وخادمي وامرأتي وفأر بيتي. ...
Powered by Blogger.
Copyright © 2014 Belajar Beramal dan Berbagi - Powered by Blogger
Template by Mas Sugeng - Versi Seluler